Kabupaten Jombang (MAN 3 Jombang) – Dua tim praktikum khutbah Jum’at MAN 3 Jombang berhasil menjalankan tugasnya (19/11). Tim pertama terdiri atas Mochammad Fauzan Azizi, Muhammad Arif Basori, dan Muhammad Krishna Ardiansyah. Berturut-turut mereka bertugas sebagai bilal, muadzin, dan khotib. Ketiganya merupakan siswa kelas XII Agama 1. Mereka bertugas di Masjid Baitul Maghfiroh yang berlokasi di Plandi Kecamatan Jombang. Tim kedua terdiri atas Janggi Dusat Hadi Abdul Wadud (XII Bahasa 1), Mhd. Mahrus Ali Mahmudi (XII MIPA 2), dan Muhammad Naziih Dhuha Alanshori (XII MIPA 2). Berturut-turut mereka bertugas sebagai khotib, muadzin, dan bilal. Mereka bertugas di Masjid LitTaqwa yang juga berlokasi di Plandi Kecematan Jombang.
Janggi mengaku senang dengan pengalamannya terjun ke masyarakat. Menurutnya kegiatan ini memotivasi dirinya untuk lebih berani berbicara di depan umum. Ia bertugas sebagai khotib di Masjid LitTaqwa. “Saya sempat grogi karena jamaahnya banyak. Alhamdulillah dapat menyelesaikan tugas dengan baik,” ujar siswa berkaca mata ini. Senada dengan Janggi, Krishna mengungkapkan bahwa ia sangat senang dengan program ini. Ia yang bertugas sebagai khotib di Masjid Baitul Maghfiroh mengatakan, “Selama ini saya sering ditugaskan khutbah di pondok. Ini pengalaman baru bertugas sebagai khotib di hadapan masyarakat yang tidak saya kenal.”
Takmir kedua masjid memberikan apresiasi positif terhadap kegiatan ini. Lukman Hakim selaku takmir Masjid LitTaqwa menilai bahwa penampilan siswa MAN 3 Jombang sudah baik. Hal senada disampaikan oleh Sukardi selaku takmir Masjid Baitul Maghfiroh. “Semoga anak-anak semakin bertambah semangatnya dalam meningkatkan ilmu agama,” begitu pesannya.
Ketua panitia praktikum khutbah Jum’at, Sulaiman mengatakan bahwa kegiatan ini sudah berlangsung sejak pertengahan Oktober. Dimulai dari tahap seleksi hingga terjaring siswa-siswa yang layak untuk tampil di masjid-masjid. Selanjutnya siswa yang terjaring mendapatkan pelatihan secara intensif. Seluruh kegiatan tetap dengan protokol kesehatan yang ketat. “Program ini bentuk pengabdian madrasah kepada masyarakat,” ujar Sulaiman. (Zul)